Sabtu, 25 November 2017

Proposal Usaha Thai Tea

TUGAS SOFTSKILL
ETIKA PROFESI
(PROPOSAL BISNIS THAI TEA)




Disusun Oleh :

                         Nama / NPM               :           Karina Nur Lestari / 35414771
                        Kelas                           :           4ID15
                        Dosen                          :           Erian Sutantio, ST.





JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Nama dan Alamat Perusahaan
Nama perusahaan          : Mamo Thai Tea
Alamat perusahaan        : Ruko Onestop, Jl. Agus Salim No. 180A, Bekasi Timur
No. Tlp                          : 021-88397794
1.2         Nama dan Alamat Pemilik
Nama Pemilik                : Karina Nur Lestari
Alamat pemilik              : Perum Bumi Anggrek Blok R No.318, Tambun Utara
No. Tlp                          : 085722626304

1.3         Informasi tentang bisnis yang dilaksanakan
Bisnis atau usaha yang akan didirikan bergerak di bidang kuliner yaitu minuman yang saat ini sedang menjadi tren di kalangan masyarakat yaitu minuman racikan teh thailand.
Sebelum akan mendirikan usaha ini terlebih dahulu diperhitungkan segala macam persiapan dalam memulai usaha seperti modal, rencana pemasaran, dan tujuan. Rencana pemasaran dalam penjualan thai tea ini akan dijual di sebuah lokasi tempat wisata kuliner anak muda. Lokasi yang akan dipilih cukup strategis karena berada di sekitar perumahan, sekolah dan perkantoran. Selain dijajakan di tempat tersebut, akan dijual secara online dengan menggunakan fasilitas sosial media seperti instagram maupun aplikasi belanja online seperti tokopedia.
Adapun maksud dan tujuan dalam mendirikan usaha ini adalah :
a.              Mendapatkan keuntungan atau laba,
b.             Berperan aktif dalam bisnis wirausaha,
c.              Menciptakan lapangan pekerjaan, dan
d.             Mendapatkan pelanggan untuk wilayah yang cukup luas.

BAB II
RANGKUMAN EKSEKUTIF

2.1     Latar Belakang
            Thai tea merupakan salah satu teh dari thailand yang saat ini sedang tren di kalangan masyarakat. Dengan rasanya yang khas dan nikmat, sangat cocok di tenggorokan apabila cuaca sedang terik maupun sebagai pelengkap saat santai bercengkrama bersama orang terdekat. Maka dari itu bisnis ini dinilai cukup menarik untuk dipilih karena masyarakat sudah tak asing dengan cita rasanya.
            Usaha ini dipilih karena untuk memulai bisnis sebagai pemula dinilai tidak terlalu sulit dan modal yang disiapkan pun tidak terlalu besar. Dengan begitu pendiri bisa menyajikan thai tea dengan kualitas terbaik dengan harga yang terjangkau dan bersaing. Diharapkan thai tea ini dapat diterima di masyarakat dan sebagai candu di lidah para penikmat kuliner.

2.2     Visi dan Misi
Visi        : Menjadi local brand untuk produk thai tea dan menjadi salah satu komoditi ekspor dari Indonesia.
Misi        : Menciptakan thai tea yang berkualitas dan nikmat dengan harga yang terjangkau dan pelayanan yang ramah dan memuaskan.

2.3     Lokasi
            Lokasi yang dipilih untuk memulai usaha ini adalah di salah satu ruko yang sudah ramai dengan berbagai macam kulinernya beralamat di Ruko Onestop Jl. Agus Salim No. 180A, Bekasi Timur.

2.4     Waktu Operasional
            Waktu operasional usaha ini adalah hari Senin sampai Sabtu dari pukul 11.00 sampai dengan pukul 22.00.


2.5     Kesan / Counter Style
            Kesan yang akan dibuat dalam melayani pelanggan adalah dengan kecepatan, kebersihan dan keterampilan dalam meracik thai tea .

2.6     Konsep Promosi
            Membuat sample yang nantinya akan diberikan secara gratis kepada masyrakat sekitar maupun relasi teman sebagai perkenalan rasa dari thai tea yang akan dijual. Selain membuat sample, untuk promosi awal akan dibuat gratis pembelian 1 cup apabila membeli 5 cup teh dalam sekali transaksi.

2.7     Target Pelanggan
            Target pelanggan thai tea ini adalah anak sekolahan sekitar lokasi usaha, karyawan perkantoran, dan masyarakat yang datang untuk hangout di lokasi usaha.

















BAB III
ANALISIS INDUSTRI

3.1     Prespektif Masa Depan Usaha
          Dengan terciptanya thai tea ini diharapkan dapat menjadi minuman pilihan pertama para pelanggan sebagai minuman pelengkap dan pemanis diberbagai acara dengan pemasaran yang meluas sampai ke luar kota maupun luar negeri.

3.2     Analisis Persaingan
          Berdasarkan pengamatan yang dilakukan banyak thai tea yang beredar di mall dengan kisaran harga yang cukup mahal dengan kualitas rasa yang kurang. Diharapkan pendiri dapat bersaing karena dengan lokasi yang mudah terjangkau yaitu di ruko pinggir jalan sehingga pelanggan tidak perlu repot melewati kemacetan untuk sampai mall dengan parkiran yang sulit didapat, selain itu kualitas rasa pun dijamin lebih baik dibandingkan dengan yang dijual di mall.

3.3     Segmentasi Pasar yang akan dimasuki
          Mamo thai tea membidik pasar kalangan anak remaja dan masyarakat sekitar, dengan harga dan lokasi yang terjangkau dan proses pembuatan yang cepat sehingga dapat membuat pelanggan senang dan puas dengan pelayanan yang diberikan.








BAB IV
RENCANA PRODUKSI DAN RESIKO

4.1     Sumber-sumber Produk/Bahan
            Untuk sumber-sumber bahan baku, pemilik sudah mendapatkan rekomendasi tempat grosir bahan-bahan kue yang didalamnya terdapat pula bahan-bahan yan dibutuhkan dalam pembuatan thai tea. Harga bahan-bahan di toko tersebut cukup terjangkau dan kualitasnya pun terjamin. Sehingga pemilik dapat menghasilkan thai tea yang nikmat dan segar dengan harga modal yang murah.

4.2     Evaluasi tentang kelemahan Usaha (Analisis SWOT)
·         Strength (Kekuatan)
a.       Menjual thai tea dengan rasa yang nikmat
b.      Harga jual yang terjangkau
c.       Lokasi tempat usaha yang mudah terjangkau
·         Weakness (Kelemahan)
a.         Persaingan dengan usaha thai tea lainnya yang sudah lebih populer di kalangan masyarakat
b.         Berubahnya minat masyarakat dengan tren minuman baru lainnya
·         Oportunity (Peluang)
a.       Dengan modal yang cukup dan minat pasar terhadap thai tea yang terus meningkat dapat melebarkan usaha dengan membuat cabang maupun pengiriman ke luar kota atau luar negeri
·         Threaty (Ancaman)
a.         Makin maraknya usaha penjualan thai tea dengan gerobak atau kios-kios di pinggir jalan.




BAB V
PERENCANAAN PERMODALAN

5.1     Sumber-sumber Permodalan
          Sumber awal permodalan usaha ini yaitu berasal dari pemilik sendiri karena modal yag dikeluarkan tidak terlalu besar dan pemilik mampu untuk memenuhi invetasi awal tersebut.

5.2     Modal Awal Perusahaan
          Modal awal yang dibutuhkan untuk memulai usaha ini adalah tempat dan alat dalam membuat thai tea dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 5.1 Modal Awal

5.3     Proyeksi Aliran Kas
          Untuk proyeksi keuntungan bersih yang direncanakan adalah 50% dari penghasilan. Dengan penjualan rata-rata perhari 50 botol sehingga dapat diperoleh keuntungan per bulan sekitar 6 juta. Sehingga pada bulan pertama saja sudah dapat menutupi biaya modal awal dan memperoleh keuntungan sekitar 2 juta.









5.4     Perencanaan Laba Rugi
Tabel 5.2 Perhitungan Total Biaya Manufaktur
Tabel 5.3 Perhitungan Total Modal

Tabel 5.4 Perhitungan Pendapatan

5.5 Proyeksi Laba/Rugi
BAB VI
PENUTUP

6.1     Kesimpulan
            Proposal usaha ini dibuat untuk mengetahui apa saja yang harus dipersiapkan sebelum memulai usaha thai tea. Mulai dari biaya, lokasi, target pemasaran hingga analisi SWOT. Dari proposal yang telah dibuat dapat disimpulakn bahwa usaha ini cukup menguntungkan walaupun modal yang dikeluarkan sedikit. Selain itu usaha ini tidak terlalu sulit untuk dijalankan. Sehingga sangat cocok dijalankan bagi para pemula bisnis.
         
6.2     Saran
            Agar usaha tersebut berjalan dengan lancar dan menguntungkan, penulis memeberikan beberapa saran sebagai berikut :
·         Pandai memasarkan atau memperkenalkan usaha kepada calon pelanggan
·         Percaya diri dan yakin bahwa usaha ini dapat menghasilkan dan berjalan dengan lancar
·         Sabar dan tidak mudah putus asa
·         Semangat, disiplin dan bekerja keras
·         Mengutamakan kepuasan pelanggan dan kecepatan pelayanan
·         Menerima saran dan kritik dari pelanggan



Jumat, 16 Juni 2017

Industri

Industri
Industri adalah bidang yang menggunakan ketrampilan, dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi, dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan, dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik.
Bidang industri dibedakan menjadi dua, yaitu industri barang dan industri jasa.
Industri barang merupakan usaha mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Kegiatan industri ini menghasilkan berbagai jenis barang, seperti pakaian, sepatu, mobil, sepeda motor, pupuk, dan obatobatan. Industri jasa merupakan kegiatan ekonomi yang dengan cara memberikan pelayanan jasa. Contohnya, jasa transportasi seperti angkutan bus, kereta api, penerbangan, dan pelayaran. Perusahaan jasa ada juga yang membantu proses produksi. Contohnya, jasa bank dan pergudangan. Pelayanan jasa ada yang langsung ditujukan kepada para konsumen. Contohnya asuransi, kesehatan, penjahit, pengacara, salon kecantikan, dan tukang cukur.

Industri Manufaktur dan Jasa
Istilah manufaktur berasal dari dua kata bahasa latin, yaitu manus dan factus yang berarti manus adalah tangan dan factus adalah mengerjakan. Jadi manufaktur artinya mengerjakan dengan tangan atau proses pembuatan produk yang dikerjakan dengan tangan. Pengertian manufaktur sekarang adalah proses pembuatan produk dengan bantuan mesin dan pengontrolan bahkan dikerjakan secara automatis penuh, tetapi tetap melalui pengawasan secara manual. Contoh industri Manufaktur, yaitu : Industri semen, obat-obatan, otomotif, elektronika, pakaian, makanan & minuman, tekstil, sepatu, barang keperluan rumah tangga, dan lain lain.
Industri Pelayanan / Jasa (Service Industries), yaitu industri yang bergerak dibidang pelayanan atau jasa, baik untuk melayani dan menunjang aktifitas industri yang lain maupun langsung memberikan pelayanan/jasa kepada konsumen. Contoh Industri Jasa, yaitu: Asuransi, Bursa efek, Perbankan, Transportasi, Pendidikan, Perdagangan, Perawatan kesehatan, Telekomunikasi, dan lain lain.

Perbedaan Dasar Industri Manufaktur dan Industri Jasa
Perbedaan dasar antara kedua jenis industri tersebut, seperti berikut:
•   Industri manufaktur memiliki kemungkinan yang kecil dalam hal kontak langsung dengan konsumen karena aktifitas industri tersebut lebih banyak dilakukan dalam suatu pabrik sedangkan industri jasa memiliki pegawai khusus yang bertugas untuk melayani para konsumen.
•   Industri manufaktur merupakan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi sehingga dapat digunakan oleh para konsumen dan masyarakat umum, sedangkan industri jasa yang menyediakan pelayanan jasa kepada konsumen yang membutuhkan.
•   Produk dari industri manufaktur bersifat tahan lama dan bersifat fisik (memiliki wujud) sedangkan industri jasa tidak berwujud.
•   Hasil keluaran (produk) dari industri manufaktur dapat disimpan dengan jangka waktu tertentu sedangkan hasil dari industri jasa hanya dapat dinikmati.
•   Jangka waktu kerja industri manufaktur relatif lebih lama jika dibandingkan dengan industri jasa.

Cabang-cabang industri
Berikut adalah berbagai industri yang ada di Indonesia :
•   Makanan, dan minuman
•   Tembakau
•   Tekstil
•   Pakaian jadi
•   Kulit, dan barang dari kulit
•   Kayu, barang dari kayu, dan anyaman
•   Kertas, dan barang dari kertas
•   Penerbitan, percetakan, dan reproduksi
•   Batu bara, minyak, dan gas bumi, dan bahan bakar dari nuklir
•   Kimia, dan barang-barang dari bahan kimia
•   Karet, dan barang-barang dari plastik
•   Barang galian bukan logam
•   Logam dasar
•   Barang-barang dari logam, dan peralatannya
•   Mesin, dan perlengkapannya
•   Peralatan kantor, akuntansi, dan pengolahan data
•   Mesin listrik lainnya, dan perlengkapannya
•   Radio, televisi, dan peralatan komunikasi
•   Peralatan kedokteran, alat ukur, navigasi, optik, dan jam
•   Kendaraan bermotor
•   Alat angkutan lainnya
•   Furniture, dan industri pengolahan lainnya

Klasifikasi
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Indonesia No.19/M/I/1986, industri dibedakan menjadi:
1.   Industri kimia dasar: misalnya industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb
2.  Industri mesin, dan logam dasar: misalnya industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil, dll
3.  Industri kecil: industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah, dll
4.  Aneka industri: industri pakaian, industri makanan, dan minuman, dan lain-lain.

Berdasarkan tempat bahan baku industri dibedakan menjadi :
1.   Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar. Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, dan lain lain.
2.  Industri nonekstaktif, yaitu industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam sekitar.
3.  Industri fasilitatif, yaitu industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contoh : Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain sebagainya.

Berdasarkan modal jenis industri dibedakan menjadi :
1.   Industri padat modal, yaitu industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya.
2.  Industri padat karya, yaitu industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.

Berdasarkan jumlah tenaga kerja dibedakan menjadi:
1.   Industri rumah tangga, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 1-4 orang.
2.  Industri kecil, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 5-19 orang.
3.  Industri sedang atau industri menengah, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.
4.  Industri besar, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 100 orang atau lebih.

Penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi :
1.   Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi lebih baik.
2.  Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja (man power oriented industry), aAdalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja / pegawai untuk lebih efektif, dan efisien.
3.  Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply oriented industry), yaitu jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar.
4.  Industri yang tidak terkait oleh persyaratan yang lain, yaitu industri yang didirikan tidak terkait oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya : Industri elektronik, Industri otomotif, dan industri transportasi.

Klasifikasi Industri berdasarkan Proses Produksi :
1.   Industri Hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya : Industri kayu lais, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.
2.  Industri Hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen, misalnya: Industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.

Jenis industri berdasarkan produktivitas perorangan pada level atas, industri seringkali dibagi menjadi tiga bagian, yaitu primer (ekstraktif), sekunder (manufaktur), dan tersier (jasa). Beberapa penulis menambahkan sektor kuarterner (pengetahuan) atau bahkan sektor kuinari (kultur, dan penelitian). Seiring berjalannya waktu, perpecahan industri masyarakat pada masing-masing sektor mengalami perubahan.
  1. Industri primer, adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu. Contohnya adalah hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya.
  2. Industri sekunder, adalah industri sekunder adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali. Misalnya pemintalan benang sutra, komponen elektronik, daging kaleng, dan sebagainya.
  3. Industri tersier, adalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa. Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
  4. Industri kuarterner, adalah industri yang mencakup penelitian pengetahuan, dan teknologi serta berbagai tugas berlevel tinggi lainnya. Misalnya adalah para peneliti, dokter, dan pengacara.
  5. Industri kuinari, beberapa menganggapnya sebagai salah satu cabang sektor kuarterner yang meliputi level tertinggi pengambilan keputusan dalam masyarakat atau ekonomi. Sektor ini meliputi eksekutif atau pegawai resmi dalam bidang pemerintahan, pengetahuan, universitas, non-profit, kesehatan, kultur, dan media.

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Industri