Senin, 07 November 2016
Jumat, 04 November 2016
Metode Pengumpulan Data dalam Metode Penelitian
Metode Pengumpulan Data dalam Metode Penelitian
I.
Pengertian
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data berupa suatu pernyataan (statement) tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan
sejenisnya. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian (Gulo, 2002 : 110).
Metode pengumpulan data
ini termasuk kategori laporan diri (personal
report) / Deskripsi diri (self
descriptive). Individu melaporkan tentang keadaan dirinya berdasarkan
pertanyaan atau perintah yang diberikan kepadanya.
II.
Sumber Data Dan Metode
Pengumpulan Data
A.
Sumber Data Menurut
Cara Memperolehnya
1. Data Primer, yaitu
data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari subjek
atau objek penelitian. Data penelitian yang diperoleh sendiri melalui :
•Wawancara, Observasi, Tes,
•Kuesioner (Daftar Pertanyaan)
•Pengukuran Fisik
•Percobaan Laboratorium
2.
Data Sekunder, yaitu data yang didapatkan
tidak secara langsung dari objek atau subjek penelitian. Data yang diperoleh dari sumber kedua, dokumentasi lembaga
•Biro Pusat Statistik (BPS)
•Rumah sakit
•Lembaga atau institusi
B. Sumber Data Menurut Cara Sumbernya
1. Data internal, yaitu data yang
menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam sebuah organisasi
2. Data eksternal, yaitu data yang
menggambarkan duatu keadaan atau kegiatan di luar sebuah organisasi
C. Sumber Data Menurut sifatnya
1. Data kuantitatif, yaitu data yang
berbentuk angka pasti
2. Data kualitatif, yaitu data yang
bukan berbentuk angka
D. Sumber Data Menurut Waktu Pengumpulan
1. Cross section/insidentil, yaitu
data yang dikumpulkan hanya pada suatu waktu tertentu
2. Data berkala/ time series, yaitu
data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan suatu
perkembangan atau kecenderungan keadaan/ peristiwa/ kegiatan.
III.
Metode Pengumpulan Data
Ada berbagai metode pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam sebuah
penelitian. Metode pengumpulan data ini dapat digunakan secara sendiri-sendiri,
namun dapat pula digunakan dengan menggabungkan dua metode atau lebih. Beberapa
metode pengumpulan data antara lain:
1. Wawancara
Wawancara
adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya
jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Seiring perkembangan teknologi,
metode wawancara dapat pula dilakukan melalui media-media tertentu, misalnya
telepon, email, atau skype. Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
a. Wawancara terstruktur
Dalam wawancara terstruktur,
peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang hendak digali dari
narasumber. Pada kondisi ini, peneliti biasanya sudah membuat daftar pertanyaan
secara sistematis. Peneliti juga bisa menggunakan berbagai instrumen penelitian
seperti alat bantu recorder, kamera untuk foto, serta instrumen-instrumen lain.
b. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur
adalah wawancara bebas. Peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun hanya memuat poin-poin penting
dari masalah yang ingin digali dari responden.
2.
Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan
berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data observasi tidak
hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam
berbagai fenomena yang terjadi. Teknik pengumpulan data observasi cocok
digunakan untuk penelitian yang bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia,
proses kerja, dan gejala-gejala alam. Metode ini juga tepat dilakukan pada
responden yang kuantitasnya tidak terlalu besar. Metode pengumpulan data
observasi terbagi menjadi dua kategori, yakni:
a.
Participant
observation
Dalam participant observation,
peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi
yang diamati sebagai sumber data.
b.
Non
participant observation
Berlawanan dengan participant
observation, non participant observation merupakan observasi yang penelitinya
tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
3.
Angket
(kuesioner)
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang lebih efisien bila
peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel yag akan diukur dan tahu apa
yang diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila
jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.
Berdasarkan bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dikategorikan dalam dua
jenis, yakni kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka adalah
kuesioner yang memberikan kebebasan kepada objek penelitian untuk menjawab.
Sementara itu, kuesioner tertutup adalah kuesioner yang telah menyediakan
pilihan jawaban untuk dipilih oleh objek penelitian. Seiring dengan
perkembangan, beberapa penelitian saat ini juga menerapkan metode kuesioner
yang memiliki bentuk semi terbuka. Dalam bentuk ini, pilihan jawaban telah
diberikan oleh peneliti, namun objek penelitian tetap diberi kesempatan untuk
menjawab sesuai dengan kemauan mereka.
4.
Studi
Dokumen
Studi dokumen adalah metode
pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada subjek penelitian. Studi
dokumen adalah jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai macam dokumen yang
berguna untuk bahan analisis. Dokumen yang dapat digunakan dalam pengumpulan
data dibedakan menjadi dua, yakni:
a.
Dokumen
primer
Dokumen primer adalah dokumen
yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa, misalnya:
autobiografi
b.
Dokumen
sekunder
c.
Dokumen
sekunder adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh laporan/ cerita orang
lain, misalnya: biografi.
Sumber
:
Formulasi Masalah Dalam Metode Penelitian
Formulasi Masalah Dalam Metode Penelitian
1. Pengertian
Masalah
Masalah (bahasa Inggris:
problem) kata yang digunakan untuk
menggambarkan suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau
lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan. Masalah biasanya dianggap sebagai suatu keadaan yang harus diselesaikan. Umumnya masalah disadari "ada" saat seorang individu
menyadari keadaan yang ia hadapi tidak sesuai dengan keadaan yang diinginkan.
Dalam beberapa literatur riset, masalah seringkali didefinisikan sebagai
sesuatu yang membutuhkan alternatif jawaban, artinya jawaban masalah atau
pemecahan masalah bisa lebih dari satu. Selanjutnya dengan kriteria tertentu
akan dipilih salah satu jawaban yang paling kecil risikonya. Biasanya,
alternatif jawaban tersebut bisa diidentifikasi jika seseorang telah memiliki
sejumlah data dan informasi yang berkaitan dengan masalah bersangkutan.
2. Sumber
Permasalahan
Suatu masalah tidak
harus menuntut/menimbulkan suatu penelitian tetapi penelitian dilakukan karena
adanya masalah. Jadi seseorang yang akan melakukan penelitian harus menentukan terlebih
dulu masalahnya.Sumber permasalahan berada di dalam lingkungan tempat pengamat
beradaatau dapat berada di jasmani pengamat. Menurut Purwanto (2008), upaya
untuk melakukan pencarian dan pendataan masalah-masalah yang akan dibahas
dapatdilakukan dari sumber-sumber masalah sebagai berikut:
a.
Bacaan,
terutama bacaan yang berisi laporan hasil penelitian.
b.
Pengamatan
Sepintas/Fakta di lapangan
c.
Pengalaman
Pribadi
d.
Pertemuan
Ilmiah: Seminar, Diskusi, Lokakarya, Konferensi dan lain-lain
e.
Pernyataan
Pemegang Otoritas
f.
Perasaan
Intuitif Pribadi
Sumber persoalan adalah sesuatu yang obyektif, akan tetapi
persoalan selalu bersifat subyektif. Kejadian yang sama dapat menimbulkan
persoalan yang berbedadalam diri pengamat yang berbeda (Notohadiprawiro. 2006).
3. Pemilihan
Masalah
Masalah yang sedemikian
banyak, perlu dipilih masalah yang paling layak dan penting untuk diteliti.
Proses pemilihan terhadap masalah yang penting untuk diteliti disebut dengan
proses pelingkupan atau scoping. Mukayat (1994) menyebutkan beberapa
pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam melihat apakah suatu masalah layak
atau penting untuk diteliti, sebagai berikut:
a.
Apakah
benar suatu masalah yang ditentukan tersebut belum pernah dicari jawabannya?
b.
Apakah
masalah yang ditentukan itu benar-benar penting untuk dipecahkan pada waktu
penelitian dikerjakan (aktualitas penelitian)?
c.
Apakah
masalah yang ditentukan itu memenuhi 5 W yaitu what (apa), where (di mana), why
(mengapa), when (mengapa), dan how (bagaimana)?
d.
Apakah
masalah yang dipilih itu memiliki relevansi dengan gerak pembangunan (memiliki
kemanfaatan praktis)?
e.
Apakah
dana yang tersedia cukup memadai untuk mencari jawaban masalah yang ditentukan
itu sehingga dapat menghasilkan suatu pengetahuan yang bulat.
Pemahaman terhadap
pemilihan masalah tersebut menjadi sangat penting khususnya bagi peneliti agar
terhindarkan dari upaya pemecahan masalah yang bukan merupakan masalah
penelitian. Suatu masalah, bukan merupakan masalah penelitian sudah tentu tidak
memenuhi kriteria yang telah disebutkan di atas, atau ketika kemungkinan
jawaban dari pemecahan masalah tersebut hanya ada satu tanpa ada kemungkinan
alternatif yang lain dari satu jawaban tersebut.
4. Perumusan
Masalah Penelitian
Setelah masalah diketahui, selanjutnya
dibuat suatu rumusan masalah.Rumusan masalah dapat diartikan sebagai suatu
pernyataan yang lengkap dan rincimengenai ruang lingkup masalah yang akan
diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah (Suryabrata, 2000).
Tujuan dilakukannya perumusan masalah
adalah Pada dasarnya merumuskan persolan bertujuan untuk memperjelas ruang
lingkup penelitian, serta agar penelitimaupun pengguna hasil penelitian
mempunyai persepsi yang sama dengan penelitian yang dihasilkan.
Berdasarkan Indriantoro dan Supomo
(1999), di dalam rangka perumusan persoalan penelitian perlu diperhatikan
beberapa syarat yang sangat berguna untk mendalami persoalan yang sedang dalam
penyelidikan sehingga dapat dirumuskandengan mudah.Syarat-syarat tersebut yang
perlu diperhatikan ialah sebgai berikut:
a.
Mendapat
informasi dari tangan pertama (first hand
information) Maksudnya ialah agar memperoleh ide-ide baru atau memperjelas
persoalanyang sedang dihadapi dengan menanyakan langsung kepada orang yang berkepentingan
atau yang paling mengetetahui masalahnya. Misalnya persolan perdangangan
ditanyakan kepada pejabat dari Departemen Perdagangan, persoalan pertanian
kepada pejabat Departemen Pertanian persoalan perikanankepada pejabat
Departemen Perikanan dan lain sebagainya.
b.
Mempelajari
semua informasi yang mungkin ada dengan membaca literatur-literatur (by reading)Mempelajari literatur serta
pengalaman-pengalaman orang lain sebetulnya sudah berarti mempelajari subjek
penelitian itu sendiri. Literatur-literatur yangdigunakan dapat berupa
buku-buku, majalah, jurnal, atau bentuk publikasi- publikasi lainnnya. Dengan
bantuan informasi yang diperoleh melalui literatur-literatur atau
pengalaman-pengalaman orang lain ditambah dengan ketajamandaya fikir sendiri,
orang yang melakukan penelitian (researcher)
mencoba untuk menganalisis hubungan factor-faktor (relationship among the factors) dan kekuatan-kekuatan (forces) di dalam persolan berdasarkan
logika, konsep-konsep serta hukum-hukum ilmu pengethuan yang telah
dipelajarinya. Di dalam usaha mengenal literatur, pedoman-pedoman yang perlu
diperhatikan yaitu:
-
Pelajari
hasil-hasil yang telah dikemukakan orang lain dalam bidang yang bersangkuatan
atau dalam bidang yang hampir bersamaan
-
Pelajari
metode-metode penelitian yang telah dipergunakan
-
Kumpulkan
data dari sumber-sumber yang telah ada
-
Pelajari
analisis—analisis yang telah dibuat
c.
Masalah
harus dirumuskan dengan jelas, singkat dan padat serta tidak menimbulkan
penafsiran yang berbeda.
d.
Hendaknya
dilakukan pembatasan masalah yang bertujuan agar penelitian dapatmengarah ke
inti masalah yang sesungguhnya maka diperlukan pembatasan penelitian sehingga
penelitian yang dihasilkan menjadi lebih fokus dan tajam.
e.
Rumusan
masalah hendaknya dapat mengungkapkan hubungan antara duavariabel atau lebih
f.
Rumusan
masalah hendaknya dinyatakan dalam kalimat tanya.
g.
Memberi
petunjuk dimungkinkannya pengumpulan data dan adanya metode pemecahannya.
5. Pertanyaan
Penelitian
Secara hirarkis suatu permasalahan atau
pertanyaan penelitian dimulai dari pertanyaan yang lebih umum kemudian menukik
ke pertanyaan yang sifatnya lebih khusus. Cooper dan Emory (1996) membedakan
hirarkis pertanyaan menjadi 4 tingkatan yaitu pertanyaan manajemen, pertanyaan
penelitian, pertanyaan penyelidikan, dan pertanyaan pengukuran.
Pertanyaan manajemen adalah pertanyaan
yang mencerminkan suatu keputusan yang harus dibuat seorang manajer dan
merupakan masalah yang menyebabkan penelitian dilakukan. Suatu pertanyaan yang
menunjukkan pertanyaan manajemen seperti misalnya bagaimana meningkatkan
keuntungan? Dalam hal ini tidak terlihat jenis penelitian yang akan dilakukan.
Pertanyaan manajemen terkait dengan masalah manajerial.
Pertanyaan penelitian (research question) yaitu suatu
pertanyaan yang menekankan pada fakta dan pengumpulan informasi. Terkait dengan
kegagalan bank dalam memperoleh keuntungan lebih tinggi, dapat diajukan
beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
a.
Faktor
utama apa yang menyebabkan kegagalan bank dalam mencapai pertumbuhan yang lebih
tinggi dalam tingkat tabungannya?
b.
Seberapa
baik bank menjalankan hal-hal berikut?
c.
Mutu
lingkungan kerjanya?
d.
Efisiensi
operasi dibandingkan dengan standar industri perbankan?
e.
Keadaan
keuangan dibandingkan dengan standar industri perbankan?
Pertanyaan penyelidikan (investigation question) merupakan
pernyataan yang harus dijawab peneliti untuk dapat menanggapi pernyataan umum
secara memuaskan. Tujuannya adalah untuk mengambil pertanyaan penelitian yang
lebih umum dan merincinya menjadi pertanyaan–pertanyaan yang lebih rinci.
Pertanyaan penyelidikan terkait dengan pertanyaan penelitian tersebut di atas
dapat diajukan:
a.
Bagaimana
kedudukan masyarakat berkaitan dengan jasa keuangan dan pemanfaatannya?
·
Jasa-jasa
keuangan khusus apa yang dipakai?
·
Sejauh
mana bebagai jasa sedemikian menarik?
·
Faktor-faktor
apakah yang mempengaruhi seseorang untuk menggunakan jasa tertentu?
b.
Bagaimana
posisi persaingan bank tersebut?
·
Bagaimana
pola geografis dari nasabah-nasabahnya?
·
Sejauh
mana masyarakat tahu mengenai usaha-usaha promosi yang dilakukan oleh bank?
·
Bagaimana
pertumbuhan dalam jasa-jasa bila dibandingkan dengan lembaga-lembaga saingannya?
Pertanyaan pengukuran (measurement question) dalam survei
pertanyaan-pertanyaan pengukuran adalah pertanyaan yang sebenarnya diajukan
kepada responden. Pertanyaan-pertanyaan ini muncul dalam kuesioner.
Sumber :
Notohadiprawiro, T. 2006.Metode Penelitian dan Penulisan Ilmiah.
Yogyakarta:Universitas Gajah Mada.
Rahyuda, I Ketut, I Gst Wayan Murjana Yasa dan Ni Nyoman
Yuliarmi. 2004. Buku Ajar: Metodologi Penelitian. Denpasar: Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana.
Langganan:
Postingan (Atom)